Selasa, 15 Desember 2015

Halaqah 02 | Tauhid Adalah Syarat Mutlak Masuk Surga

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 14 Shafar 1437 H / 26 November 2015 M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Belajar Tauhid
🔊 Halaqah 02 | Tauhid Adalah Syarat Mutlak Masuk Surga
⬇ Download Audio: https://goo.gl/PWmS6j
〰〰〰〰〰〰〰〰〰

TAUHID ADALAH SYARAT MUTLAK MASUK SURGA

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Belajar Tauhid: "Tauhid Adalah Syarat Mutlak Masuk Ke Dalam Surga".

Saudaraku,

Orang yang menginginkan kabahagiaan di surga maka dia harus memiliki modal yang satu ini, yaitu modal BERTAUHID.

Tidak akan masuk ke dalam surga kecuali orang-orang yang bertauhid meskipun terkadang dia diadzab sebelumnya ke dalam neraka karena dosa yang dia lakukan.                                                                    
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda :

مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَأَنَّ عِيْسَى عَبْدُ الله وَرَسُوْلُهُ، وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوْحٌ مِنْهُ وَالْجَنَّةَ حَقٌّ وَالنَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ الله الجَنَّةُ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ

’’Barang siapa yang bersaksi  bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allāh, tidak ada sekutu bagiNya.
Dan bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hambaNya dan juga RasulNya.

Dan bersaksi bahwasanya 'Īsā adalah hamba Allāh dan juga RasulNya.

Dan kalimatNya yang Allāh tiupkan kepada Maryam dan ruh dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dan bersaksi bahwasanya surga adalah benar dan neraka adalah benar.

Maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan memasukan dia ke dalam surga, sesuai dengan apa yang telah dia amalkan."

(HR Bukhari Muslim)

Dalam hadits yang lain, Nabi  shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

فَإِنَّ الله قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ الله

"Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah mengharamkan neraka bagi orang yang mengatakan lā ilāha illallāh (tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allāh) yang dia mengharap dengan kalimat tersebut wajah Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

(HR Bukhāri & Muslim)

Ini menunjukkan kepada kita bahwasanya modal utama untuk mendapatkan surga Allāh Subhānahu wa Ta'āla adalah dengan BERTAUHID.

Itulah halaqah yang ke-2 dan sampai berjumpa kembali pada halaqah berikutnya.

وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين  

Akhūkum,
'Abdullāh Roy

✒Ditranskrip Oleh:
Tim Transkrip BiAS
➖➖➖➖➖➖➖

Sabtu, 28 November 2015

Khutbah Jum'at | Hal-Hal Yang Menggugurkan Amalan (Bagian 1)

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 04 Shafar 1437 H / 16 November 2015 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Khutbah Jum'at | Hal-Hal Yang Menggugurkan Amalan (Bagian 1)
⬇ Download audio:
https://goo.gl/jDpofY
🌐 Sumber:
https://m.youtube.com/watch?v=PXr78wG_UZw

➖➖➖➖➖➖➖

HAL-HAL YANG MENGGUGURKAN AMALAN (BAG.1)

الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَهُ

Para kesempatan yang berbahagia ini, diantara perkara penting yang perlu disampaikan adalah tentang "Bagaimana menjaga amalan kita agar tidak rusak dan gugur".

Sebagaimana perkataan Imām Ibnul Qayyim rahimahullāh:

◆ ليس الشأن في العمل، إنما الشأن في حفظ العمل مما يفسده و يحبطه

◆ Bukanlah perkara yang penting dengan banyaknya beramal.

Tetapi yang terpenting adalah menjaga amal kita agar tidak rusak dan tidak gugur.

Disana ada perkara-perkara yang hendaknya kita jauhi.

Karena perkara-perkara tersebut bisa merusak (menggugurkan) amalan kita, yaitu:

-1- KAFIR KEPADA ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA'ĀLA ATAU KELUAR DARI ISLAM

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman dalam Al Qurān:

وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُوْلَـئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

"Barangsiapa yang murtad di antara kalian kemudian meninggal dalam keadaan kafir dari maka amalan-amalannya akan gugur dan baginya adzab yang pedih di neraka Jahannam."
(QS Al Baqarah: 217)

-2- BERBUAT SYIRIK

Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan syirik akbar kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla maka seluruh amalannya akan gugur.

Meskipun dia beribadah (misal) selama 60 tahun; berhaji, shalat, bersedekah dan banyak melakukan kebajikan.

Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَالِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ

"Sesungguhnya barangsiapa yang berbuat kesyirikan, maka Allāh haramkan baginya surga dan tempat kembalinya ialah neraka Jahannam, dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang berbuat zhalim*."
(QS Al Maidah: 72)

* yaitu orang-orang yang berbuat kesyirikan.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla juga berfirman:

لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِّنَ الْخَاسِرِينَ

"Seandainya engkau (Muhammad) berbuat kesyirikan niscaya amalmu akan terhapus dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”
(QS Az Zumar: 65)

⇒ Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak akan berbuat kesyirikan, (akan tetapi) Allāh mengumpamakan dengan Muhammad yaitu makhluq (manusia) yang paling mulia di atas muka bumi ini.

Seandainya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam terjerumus dalam kesyirikan maka kata Allāh:

"Sungguh benar-benar akan gugur pula amalannya dan sungguh-sungguh benar akan termasuk orang yang merugi."

(Lalu) bagaimana lagi dengan orang-orang yang derajatnya jauh dibawah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam?

Apakah dia merasa aman jika dia berbuat kesyirikan?

Apakah dia merasa bahwasanya amalannya tidak akan digugurkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla?

-3- RIYĀ

(Yaitu) beramal shalih dengan mengharapkan pujian dan penghormatan kepada manusia.

Oleh karenanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah bersabda:

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ قَالُوا يَا رَسُولَ الله وَمَا الشِّرْكُ الأَصْغَرُ؟ قَالَ الرِّياَءُ

“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan menimpa kalian ialah syirik kecil.”
Mereka (para shahābat) bertanya: “Apakah syirik kecil tersebut wahai Rasūlullāh?” 
Jawab Beliau, “Riyā".
(HR Ahmad dengan sanad yang shahih)

Dalam hadits Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam juga bersabda:

أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِي مِنَ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ؟) قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ! قَالَ: الشِّرْكُ الْخَفِيُّ، يَقُومُ الرَّجُلُ فَيُصَلِّي، فَيُزَيِّنُ صَلَاتَهُ، لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ إليه

“Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang perkara yang lebih aku khawatirkan menimpa kalian daripada fitnah Dajjāl?”
(Para shahabat) menjawab: “Tentu, wahai Rasūlullāh.”

Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:
“Syirik kecil (tersembunyi), yaitu ketika ada seorang berdiri kemudian dia shalat kemudian dia bagus-baguskan shalatnya tatkala dia tahu ada orang yang melihatnya sedang shalat."
(HR Ahmad)

Orang ini menghiasi & memperpanjang ibadahnya serta mengindahkan lantunan bacaan Al Qurān nya bukan karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla, tetapi karena supaya dipuji oleh manusia.

Oleh karenanya sungguh menyedihkan kondisi orang yang riya', (yaitu) yang beramal shalih karena ingin dipuji oleh manusia:

• Dia lebih mendahulukan untuk memperoleh pujian manusia dan dia meninggalkan pujian Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

• Dia lebih mementingkan ganjaran dunia dan meninggalkan ganjaran akhirat.

• Dia tidak mengagungkan Allāh Subhānahu wa Ta'āla tetapi dia mengagungkan manusia yang penuh dengan kehinaan.

• Dia berharap mendapatkan ganjaran di dunia dengan pujian dan meninggalkan ganjaran yang Allāh berikan di akhirat.

Maka diantara perkara yang membahayakan yang bisa menjerumuskan orang dalam riya' (ingin dipuji) yaitu:

"Perbuatan sebagian orang yang sering memposting atau menunjukkan amalan ibadah dia."

Tatkala dia berhaji, dia memfoto dirinya.
Tatkala dia di Ka'bah, dia memfoto dirinya.
Tatkala dia sedang berdo'a, dia foto dirinya.
Tatkala dia sedang membaca Al Qurān, dia foto dirinya.
Kemudian dia pajang di media-media sosial.

Seandainya niatnya untuk memotivasi, (maka) alhamdulillāh.
Tapi dikhawatirkan niatnya hanyalah untuk dipuji atau dikomentari, untuk memamerkan ibadah dia.

Sama seperti orang yang berhaji, kemudian hanya untuk dipanggil "Pak Haji", rugi!

Dia sudah mengeluarkan uang puluhan juta dan menanti masa penantian untuk bisa berangkat haji, lantas hanya ingin supaya bisa dikatakan "Pak Haji" supaya dihormati masyarakat.

Maka amalan dia tidak akan diterima oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla karena dia melakukannya bukan ikhlas karena Allāh tetapi karena riyā.

Dan di akhirat kelak Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan menghinakan orang-orang yang riya'.

Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla kepada orang-orang yang riyā:

اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِى الدُّنْيَا، فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً.

"Pergilah (mintalah) pahala kepada orang-orang yang dahulu kamu harapkan pujiannya, apakah kalian akan mendapatkan balasan?"
(HR Ahmad)

⇒ Jawabannya, tentu tidak.

-4- PERGI KE DUKUN

Kata Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam:

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ يَوْمًا

“Barangsiapa yang pergi ke dukun (paranormal) kemudian bertanya sesuatu kepadanya, maka shalatnya tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari.”
(HR Muslim)

Ini perkara yang sangat mengerikan tatkala kita melihat bagaimana dukun-dukun sangat laris di tanah air kita.

Hampir setiap kota, bahkan hampir setiap kecamatan, ada dukunnya.
Dukun sangat banyak dan orang-orang banyak percaya kepada dukun.
Padahal kita tahu seringnya dukun-dukun tersebut tidak berpendidikan.

Bagaimana tidak sedih ada seorang sarjana kemudian percaya kepada dukun yang tidak lulus SD?

Dimana akal mereka ?
Tidakkah mereka takut dengan sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam ini?

Dan ini berlaku juga bagi orang-orang yang membaca ramalan-ramalan bintang.
Sesungguhnya ramalan-ramalan bintang adalah bentuk dari perdukunan.

Maka hati-hati jangan sampai kita membaca ramalan-ramalan bintang.

Apalagi (sampai) memasukkan buku-buku ramalan bintang atau majalah-majalah yang berisi ramalan bintang dalam rumah kita.

Tidak boleh kita baca sama sekali, karena ini adalah salah satu bentuk dari perdukunan.

Barangsiapa mempercayainya (membacanya) maka dikhawatirkan dia tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari.

(Kalau) sekedar datang bertanya-tanya sudah tidak di terima shalatnya selama 40 hari, (apalagi) kalau percaya?

Maka lebih parah!

Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Barangsiapa yang mendatangi dukun kemudian mempercayai apa yang dia kabarkan, maka dia sungguh telah kafir kepada (Al Qurān) yang diturunkan oleh Allāh kepada Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam."
(HR Ahmad no. 9171)

Bersambung ke bagian 2. 
______________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

🌐 Website: 
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page: 
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
Telegram.me/TausiyahBimbinganIslam
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv

Khutbah Jum'at | Hal-Hal Yang Menggugurkan Amalan (Bagian 2)

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 06 Shafar 1437 H / 18 November 2015 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Khutbah Jum'at | Hal-Hal Yang Menggugurkan Amalan (Bagian 2)
⬇ Download audio: https://goo.gl/mnONLR
🌐 Sumber: https://m.youtube.com/watch?v=PXr78wG_UZw
➖➖➖➖➖➖➖

HAL-HAL YANG MENGGUGURKAN AMALAN (BAG. 2)

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Diantara hal-hal yang membatalkan amal shalih adalah:

-5- MINUM KHAMR

Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

مَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةُ أَرْبَعِيْنَ صَبَاحًا،

"Barang siapa yang minum khamr maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari."

(HR Tirmidzi)

Dan sungguh merugi orang yang minum khamr. Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

َمَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ فِي الدُّنْيَا لَمْ يَشْرَبْهُ فِي الْآخِرَةِ

"Barang siapa yang minum khamr di dunia maka dia tidak akan minum khamr di akhirat kelak."

(HR An Nasāi)

⇒ Ini adalah hukuman bagi orang yang menyegerakan kenikmatan di dunia, yaitu dia tidak akan merasakan kenikmatan tatkala di akhirat kelak.

Sungguh aneh, seseorang yang diberi kenikmatan akal (berupa) kecerdasan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, lantas dia menghilangkan akalnya dengan minum khamr sehingga masuklah dia ke dalam rombongan orang-orang gila.

Apakah dia ridha tatkala dia disamakan dengan orang-orang yang gila (tidak berakal)?

Demikianlah, tatkala syahwat sudah memenuhi diri seseorang, maka dia tidak peduli.

Diapun minum khamr demi untuk mendapatkan kenikmatan sementara dan mengorbankan kenikmatan yang abadi.

-6- MENINGGALKAN SHALAT 'ASHAR

Secara umum meninggalkan shalat adalah dosa besar, terlebih-lebih lagi shalat 'ashar.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengkhususkan penyebutan shalat 'ashar, kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى

"Jagalah shalat-shalat, terutama shalat al wustha (yaitu shalat 'ashar)."

(QS Al Baqarah: 238)

Dan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda dalam haditsnya:

مَنْ تَرَكَ صَلَاةَ الْعَصْرِ ، فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُه 

"Barang siapa yang meninggalkan shalat 'ashar maka akan gugur amalannya."

(HR Ahmad)

Sesungguhnya menjaga shalat 'ashar merupakan ibadah yang sangat mulia, dalam hadits Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

من صلى البردين دخل الجنة

"Barang siapa yang shalat pada dua waktu (yaitu shalat shubuh dan shalat 'ashar) maka dia akan masuk ke dalam surga."

(Muttafaqun 'Alayhi)

Shalat 'ashar adalah satu dari dua shalat yang merupakan sebab seseorang akan merasakan kenikmatan indahnya melihat wajah Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dalam hadits Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:

انكم سترون ربكم يوم القيامة كما ترون القمر ليلة البدر لا تضامون في رؤيته ، فإن استطعتم أن لا تغلبوا على صلاة قبل طلوع الشمس ، وقبل غروبها ، فافعلوا...

"Sesungguhnya kalian akan melihat Allāh Subhānahu wa Ta'āla pada hari kiamat kelak, sebagaimana kalian melihat bulan di bulan purnama.

Kalian tidak akan berdesak-desakan (dorong-dorongan) tatkala melihat Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kalau kalian mampu untuk tidak ketinggalan shalat subuh dan shalat 'ashar maka lakukanlah."

Ini dalil bahwasannya menjaga shalat 'ashar merupakan sebab seorang mendapatkan kenikmatan memandang wajah Allāh pada hari kiamat kelak.

Dan hati-hati, berapa banyak orang yang bermudah-mudah meninggalkan shalat 'ashar.

Terutama orang-orang yang bekerja di siang hari, tatkala mereka pulang kelelahan, lantas mereka tertidur sehingga ketinggalan shalat 'ashar.

-7- MENGUNGKIT-UNGKIT KEBAIKAN (AL MANN)

Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian membatalkan sedekah kalian dengan mengungkit ungkitnya dan mengganggu orang yang kalian bantu."

(QS Al Baqarah: 264)

Oleh karenanya, jika kita memberi bantuan kepada orang lain, (maka) kita lupakan (jangan mengungkit-ungkit), karena hal itu (akan) menyakitkan hatinya.

Jika kita mengungkit-ungkit, (maka) amalan sedekah kita akan hilang, bahkan diancam dengan adzab yang pedih.

Dalam hadits Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:

"Tiga golongan yang Allāh tidak akan berbicara dengan mereka pada hari kiamat dan tidak akan melihatnya pada hari kiamat, dan bagi mereka adzab yang pedih."

Diantaranya adalah Al Mann, yaitu orang yang suka mengungkit-ungkit amalan sedekah yang dia berikan.

Sungguh sakit hati Si Miskin ketika kita mengungkit-ungkit dengan mengatakan:

"Bukankah saya pernah membantu engkau?"

"Bukankah saya pernah meringankan bebanmu?"

"Bukankah saya pernah melunaskan hutangmu?"

"Bukankah saya pernah membantumu?"

Ini menggugurkan amalan kita.

Maka, jadilah kita seorang yang tatkala berinfaq tidaklah mengharap kecuali ganjaran dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla, sebagaimana perkataan orang-orang mukminin penghuni surga:

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاء وَلَا شُكُوراً

"Sesungguhnya kami memberi makan kepada kalian karena  Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kami tidak butuh dari kalian perkataan terima kasih dan balasan."

(QS Al Insān: 9)

-8- MENGANGKAT (MENGERASKAN) SUARA DI ATAS SUARA NABI SHALLALLĀHU 'ALAYHI WA SALLAM

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengangkat suara kalian di atas suara Nabi, dan janganlah kalian mengeraskan suara (perkataan) kalian di hadapan Nabi sebagaimana kalian mengeraskan suara kalian satu dengan yang lain, akan gugur amalan-amalan kalian dan kalian dalam kondisi tidak sadar."

(QS Al Hujurāt: 2)

Kata para ulama:

"Kalau Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam masih hidup lantas kita berkata-kata keras di hadapan Nabi atau suara kita mengungguli suara Nabi bisa membatalkan amalan kita, (maka) bagaimana jika bukan hanya mengeraskan suara, bahkan menyelisihi hadits-hadits Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam?"

Ini perkara yang sangat menyedihkan.

Sebagian orang, tatkala kita datangkan hadits-hadits yang shahih, (kemudian) kita katakan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan demikian, mereka (lalu) mengatakan:

"Saya tidak percaya, saya lebih percaya terhadap perkataan ustadz saya, guru saya, syaikh saya."

Maka dia mencampakkan hadits Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

⇒ Padahal dia tahu bahwa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam telah berkata dalam hadits yang shahih kemudian dia tolak.

Kita khawatir orang seperti ini akan digugurkan amalannya.

Kita tahu bahwasanya para ulama memiliki kedudukan yang mulia, akan tetapi tidak ada yang ma'shum.

Apa perkataan Imam Mālik, gurunya Imām Syāfi'ī rahimahullāh ?

Imam Malik pernah rahimahullāh berkata:

كل أحد يؤخذ من قوله ويرد إلا صاحب هذا القبر 

"Setiap orang, siapapun juga, bisa ditolak perkataannya dan  bisa diterima, kecuali Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam."

⇒ Yang Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, dia ma'shum, yang perkataannya harus kita terima.

Maka, seseorang jangan beragama dengan hawa nafsunya dan mengedepankan syahwatnya sehingga tatkala datang hadits-hadist shahih maka dia tolak dengan berdalil menggunakan perkataan syaikh atau guru atau ustadz.

Ini bisa  menggugurkan amal shalihnya.

-9- BERSUMPAH DENGAN NAMA ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA'ĀLA DENGAN MENGATAKAN "SI FULĀN TIDAK AKAN DIAMPUNI ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA'ĀLA."

Dalam hadits yang shahih, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengisahkan 2 orang dari Bani Isrāīl; yang satu rajin beribadah dan yang satu malas beribadah (tukang maksiat).

Temannya yang rajin beribadah senantiasa menasehati temannya yang tukang maksiat dengan mengatakan:

"Wahai sahabatku, berhentilah engkau dari bermaksiat."

Dan saudaranya tidak perduli, tetap saja bermaksiat.

Suatu hari bertemu lagi dan menashihati lagi temannya dengan mengatakan:

"Wahai Fulān, berhentilah engkau dari maksiat."

Namun dia tidak mau berhenti dari maksiat.

Sampai suatu hari dia melakukan dosa yang cukup besar maka temannya pun cukup emosi dan mengatakan:

"Wahai Fulān, berhentilah dari maksiat."

Maka yang ditegur berkata:

"Biarkanlah aku dengan Allāh, bukan urasanmu menegur-negur aku. Apakah Allāh mengutus engkau sebagai rasul untuk mengawasiku?"

Rupanya yang melakukan maksiat juga emosi dan mengeluarkan perkataan yang kasar yang menyakiti hati orang shalih tadi.

Tatkala dia mendengar perkataan pelaku maksiat maka dia menggunakan otaknya dan menyimpulkan bahwa orang seperti ini tidak akan diampuni oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Kenapa?

Menurutnya, dia telah menegur berkali-kali namun tidak didengar malah dijawab oleh pelaku maksiat dengan perkataan demikian.

Perkataan pelaku maksiat ini salah, namun orang yang shalih ini lebih salah lagi, yaitu dengan berkata: "Allāh tidak akan mengampunimu."

Tatkala dia memvonis dengan perkataan "Allāh tidak akan mengampuni engkau" berarti dia telah menyempitkan luasnya rahmat Allāh Subhānahu wa Ta'āla, padahal ini hanya pelaku maksiat (bukan kafir).

Maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengirim malaikat untuk mencabut nyawa kedua orang ini, dan dihadirkan di hadapan Allāh Subhānahu wa Ta'āla, Allāh berkata:

"Siapa yang berani-berani bersumpah bahwa Aku tidak akan mengampuni Si Fulān? Aku telah mengampuni dia dan Aku menggugurkan amalanmu."

Maka orang shalih ini dimasukkan ke dalam neraka Jahannam sedangkan pelaku maksiat diampuni oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Jangan sampai tatkala emosi kita mengucapkan perkataan-perkataan yang melebihi syari'at Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Abu Hurairah radhiyallāhu Ta'āla 'anhu tatkala meriwayatkan hadits ini berkata:

تكلم بكلمة أوبقت دنياه وآخرته

"Orang ini telah mengucapkan satu kalimat saja, yang akhirnya menghancurkan dunia dan akhiratnya."

Demikianlah.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla  menerima amalan ibadah kita dan menjauhkan kita dari hal-hal yang bisa merusak dan mengurangi atau menggugurkan amal ibadah kita.

(Selesai)
______________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

🌐 Website: 
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page: 
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
Telegram.me/TausiyahBimbinganIslam
📺 TV Channel
http://BimbinganIslam.tv

Ceramah Singkat | Pentingnya Aqidah Islam Yang Benar

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 05 Shafar 1437 H / 17 November 2015 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Abdullah Roy, MA
🔊 Ceramah Singkat | Pentingnya Aqidah Islam Yang Benar
⬇️ Download audio: https://goo.gl/mTMF2Q
🌐 Sumber: https://youtu.be/1ARLTi5jhJo
➖➖➖➖➖➖➖

PENTINGNYA AQIDAH ISLAM YANG BENAR

السلام عليكم ورحمة الله و بركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين

Aqidah yang shahīh (benar) di dalam agama Islam memiliki kedudukan yang tinggi, karena aqidah yang benar akan membawa kepada kebaikan yang banyak dan akhir yang baik.

Sebaliknya, aqidah yang rusak akan membawa kepada keburukan yang banyak dan akhir yang jelek.

◆ Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat akan:

•✓Beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dengan ikhlash dan khusyū'.

•✓Mengikuti sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

•✓Memiliki akhlaq yang hasanah (baik) ketika dia bermuamalah (bergaul) dengan manusia.

•✓Memiliki sifat-sifat yang baik.

•✓Bersabar ketika tertimpa musibah.

•✓Bersyukur ketika mendapatkan kenikmatan dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

•✓Bersegera untuk beristighfar & bertaubat ketika dia melakukan dosa.

◆ Dan dengan aqidah yang kuat inilah, Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan:

•✓Menjaga seorang hamba dari syubhat dan kerancuan-kerancuan.

•✓Menjaga seseorang dan juga umat dari makar-makar musuh Islam, baik musuh dari dalam maupun dari luar.

Demikianlah aqidah yang kuat bagaikan pohon yang kuat yang memiliki akar yang kokoh dan cabangnya menjulang ke atas.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ َ(٢٤) تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (٢٥)

"Apakah kamu tidak melihat bagaimana Allāh Subhānahu wa Ta'āla membuat permisalan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kokoh dan cabangnya menjulang ke atas.

Menghasilkan buah setiap waktu dengan izin Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Demikianlah Allāh Subhānahu wa Ta'āla membuat permisalan bagi manusia supaya mereka mengingat."

(QS Ibrāhīm: 24-25)

◆ Mempelajari aqidah yang benar hukumnya adalah fardhu 'ain. Wajib bagi setiap Muslim & Muslimah mempelajari aqidah yang benar. Mulai dari perkara-perkara yang mendasar, seperti Rukun Iman yang enam;

⑴ Beriman kepada Allāh
⑵ Beriman kepada Malaikat
⑶ Beriman kepada Kitab-kitab
⑷ Beriman kepada Para Rasul
⑸ Beriman kepada Hari Akhir
⑹ Beriman dengan Taqdir

◆ Dan hendaknya dia:

•✓Mempelajari dan memahami makna 2 kalimat syahadat yang merupakan Rukun Islam yang pertama.

•✓Mengenal Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

•✓Mengenal Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

•✓Mengenal agama Islam.

•✓Mempelajari itu semua dengan dalil-dalil yang shahīh disertai pemahaman yang benar, diambil dari para ulama & da'i-da'i yang dikenal memiliki pemahaman yang benar.

◆ Dan hendaknya seorang da'i yang menginginkan keselamatan bagi dirinya dan juga umat:

•✓Memiliki perhatian yang besar dengan masalah aqidah ini.

•✓Bersabar menyampaikan permasalah-permasalahan aqidah.

•✓Jangan bosan.

◆ Karena dengan inilah Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan:

•✓Menyatukan umat.

•✓Memberikan keberkahan kepada mereka.

•✓Memberikan keamanan.

•✓Menjauhkan mereka dari bencana-bencana di dunia.

⇒ Dan yang lebih penting dari itu, dengan aqidah inilah kita akan:

•✓Masuk ke dalam surgaNya Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

•✓Selamat dari nerakaNya.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tinggal di kota Mekkah selama 13 tahun mengajak manusia kepada Tauhid & Aqidah yang benar.

Dan tidak turun sebagian besar kewajiban-kewajiban di dalam agama ini kecuali setelah Beliau Shallallāhu 'Alayhi wa Sallam hijrah ke kota Madinah.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga yang sedikit ini bermanfaat.

والسلام عليكم ورحمة الله و بركاته
______________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

🌐 Website: 
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page: 
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
Telegram.me/TausiyahBimbinganIslam
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv

Minggu, 22 November 2015

Ceramah Agama | Orang Yang Paling Kuat

🌍 BimbinganIslam.com
Sabtu, 2 Shafar 1437 H / 14 November 2015 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Abdullah Zaen,  MA
🔊 Ceramah Agama | Orang Yang Paling Kuat
⬇ Download audio:
https://goo.gl/yAjyOp

Sumber:
https://youtu.be/ZLY0vBaLPDU
➖➖➖➖➖➖➖

ORANG YANG PALING KUAT

بِسْـــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــــــــم
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد و على آله وصحبه أجمعين أَما بَعْد

Tahun 1976 Masehi.
Ada kejadian apa pada tahun itu?

Mungkin ada di antara Anda yang sudah lahir saat itu, kalau saya belum lahir.

Cuma saya baca berita (bahwa) tahun 1976 ada sebuah kejadian yang unik.

Kejadian apa?
Kejadian pertandingan "sabung" manusia yang tidak lazim.

Apa?
Eksibisi antara juara dunia gulat melawan juara dunia tinju.

Makanya saya katakan "unik" karena antara juara tinju melawan juara gulat.

Juara tinjunya adalah Muhammad Ali sedangkan juara gulatnya adalah Antonio Inoki dari Jepang.

Namun ternyata hasil akhirnya mengecewakan banyak orang.

Banyak orang yang kecewa berat ketika melihat hasil akhir dari pertandingan tersebut.

Apa gerangan hasil akhirnya?

Kalau Anda yang baca berita atau Anda yang hidup pada saat itu mungkin tahu hasil akhirnya adalah "draw" alias tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah.

Yang jadi pertanyaan, kenapa banyak yang kecewa dengan hasil "draw" tersebut?

Jawabannya adalah karena mereka ingin tahu dan penasaran, siapa diantara dua juara dunia ini yang lebih kuat.

Inilah barometer kekuatan menurut kebanyakan orang.

Kebanyakan orang menilai kekuatan itu dari kekuatan fisik, siapa yang kuat duelnya, (maka) dialah yang paling kuat.

Itu menurut persepsi kebanyakan manusia.

Tapi kalau menurut agama kita beda.

Agama kita menilai kekuatan bukan semata dari kekuatan fisik, tapi agama kita menilai kekuatan dari sisi yang lainnya.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.

Nabi kita, Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

“Orang kuat bukan diukur dari kekuatan dia dalam duel berkelahi/bergulat.

Orang yang kuat adalah orang yang bisa menahan diri ketika dia sedang emosi.”

Jadi barometer kekuatan di dalam Islam itu bukan semata kekuatan fisik, tapi barometer kekuatan dalam Islam adalah:

◆ Bagaimana Anda bisa menahan diri anda ketika sedang marah ◆

"Berarti kita tidak boleh marah dong?"

Marah, manusiawi.

Saya kira tidak ada diantara kita yang tidak pernah marah.

Tapi yang membedakan antara orang yang beriman dengan orang yang tidak beriman adalah bagaimana cara Anda me "menej" kemarahan Anda.

"Wah, ternyata marah ini ada manajemennya juga ya?"

Ya, jadi manajemen tidak cuma manajemen perusahaan, tidak. Tapi marah juga ada manajemennya.

Bagaimana cara kita me "menej' marah?

Orang yang kuat adalah orang yang bisa me "menej" kemarahan dia.

Bagaimana cara me "menej" kemarahan?

Banyak cara.

⑴ TIDAK MELAMPIASKAN KEMARAHAN DENGAN PERKATAAN ATAU PERBUATAN

Dan inilah salah satu sifat orang yang beriman, sebagaimana dijelaskan Allāh Subhānahu wa Ta'āla dalam Al Qurān:

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ

"Dan orang-orang yang menahan amarahnya."

(QS Āli 'Imrān: 134)

⇒ Menahan amarah maksudnya, kata sebagian ahli tafsir, adalah tidak melampiaskan kemarahan dengan ucapan ataupun perbuatan.

Jadi kalau Anda lagi marah, segera tahan lisan Anda, tahan tangan Anda, tahan kaki Anda.

Makanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah berpesan:

وإِذا غَضِبْتَ فَاسْكُتْ

"Kalau engkau sedang marah maka jagalah lisan."

(HR Bukhāri dari shahābat 'Abdullāh bin 'Abbās)

⑵ BERSEGERA UNTUK BERISTI'ĀDZAH (MEMOHON PERLINDUNGAN) KEPADA ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA'ĀLA

Karena kemarahan itu sumbernya dari setan, maka kita memohon perlindungan kepada Dzat yang menciptakan dan menguasai setan tersebut yaitu Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

⑶ BERUSAHALAH UNTUK MERUBAH POSISI

• Kalau kita lagi berdiri, (maka) segeralah untuk duduk.

• Kalau kita lagi duduk, (maka) segeralah untuk berbaring.

• Kalau kita lagi berbaring masih marah juga, maka tidur atau yang lainnya.

Jadi jangan justru sebaliknya.

Sebagian orang kalau lagi marah (saat) duduk, lalu dia berdiri. Dan kalau lagi (marah) berdiri, (maka) dia jalan.

Tidak !

Tapi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengajarkan:

Kalau kita lagi marah (saat) berdiri, maka duduk. Kalau kita masih marah juga maka berbaringlah sampai rasa amarah itu bisa reda dari kita.

Selamat me "menej" marah Anda, sehingga Anda menjadi orang yang paling kuat.

Terima kasih atas perhatiannya, mohon maaf atas segala kekurangannya.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
______________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

🌐 Website: 
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page: 
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
Telegram.me/TausiyahBimbinganIslam
📺 http://BimbinganIslam.tv