📆 Rabu, 08 Shafar 1443 H/15 September 2021 M
👤 Ustadz Abdullah Taslim, Lc. MA
📗 Kitāb Tahdzībus Sīratin Nabawiyyah (تهذيب السيرة النبوية)
🔊 Halaqah 06: Penguburan Rasūlullāh Shallallāhu 'alayhi wa sallam Bagian Kedua
*PENGUBURAN RASŪLULLĀH SHALLALLĀHU 'ALAYHI WA SALLAM (BAGIAN KEDUA)*
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين اما بعد
Alhamdulillāh. Ma'āsyiral Ikhwah wa Akhawat Fīdīn Rahimakumullāh.
Kita bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla atas semua limpahan nikmat karunia-Nya.
Alhamdulillāh, kita dimudahkan kembali untuk melanjutkan kajian kitāb yang sangat bermanfaat, Tahdzībus Sīratin Nabawiyyah (تهذيب السيرة النبوية) buah karya Al Imamu Hafizh Abu Zakariyya Yahya Ibnu Syaraf An Nawawi Ad Dimasyqi rahimahullāhu ta'āla.
Saat ini kita sampai di: الحلقة السادس, halaqah yang keenam, dari kajian yang diselenggarakan oleh BiAS (Bimbingan Islām) bersama saya, Abdullah Taslim.
Masih kelanjutan dari pembahasan yang lalu tentang proses penguburan jenazah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Ditambahkan di sini penjelasan dari Imam An Nawawi rahimahullāhu ta'āla, beliau masih menukilkan pernyataan dari Abu Ahmad Al Hakim.
Beliau mengatakan:
ويقال كان أسامة بن زيد و أوس بن خولي معهم
_Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Usāmah bin Zaid dan Aus Ibnu Khauli ikut turun bersama Al Abbās (paman Beliau), Ali bin Abi Thālib, Al Fadl dan Qatsm dan Syuqrān radhiyallāhu 'anhum._
Tetapi riwayat yang menyebutkan hal ini terdapat kelemahan dalam sanadnya.
Imam An Nawawi berkata:
ودفن في اللحد
_Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dikuburkan di dalam liang lahad._
⇒ Liang yang berbentuk lahad yang kita tahu lahad artinya yang diperdalam atau dibuat lubang di bagian depan kuburan di arah kiblat.
وبني عليه ﷺ في لحده اللبن
_Dan di bagian lahad tersebut ditutupi dengan al labin (semacam batu bata)._
يقال: إنها تسع لبنات ثم أهالوا التراب وجعل قبره مسطحا ورش عليه الماء رشا
_Disebutkan terdiri dari 9 (sembilan) batu bata, setelah itu ditutup dengan tanah, dan kuburan beliau dijadikan rata. Setelah itu di atasnya disiram air._
Beberapa keterangan yang disebutkan beliau rahimahullāhu ini, tentu tidak ada hal-hal yang tidak sesuai dengan hadīts yang shahīh.
Seperti kuburan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam disebutkan di sini musathahān (مسطحا), dibuat rata. Yang shahīh kuburan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dibuat musanaman (مسنما) seperti punuk unta agak melengkung, sekitar satu jengkal saja.
Disebutkan dalam beberapa hadīts shahīh, seperti di dalam Shahīh Al Bukhāri dari Sufyān At Tammār:
أنه راى قبر النبي ﷺ مسنما
_Dia (Sufyān At Tammār) melihat kuburan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bentuknya musanaman agak melengkung seperti punuk unta._
Dan Jābir bin Abdillāh radhiyallāhu 'anhumā di dalam riwayat yang shahīh, mengatakan:
أن النبي ﷺ ألحد و نصب عليه اللبن نصبا ورفع قبره من الأرض نحوا من شير
_"Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dikuburkan pada liang lahad, kemudian di atas liang lahad tersebut diletakkan labin (batu bata) dan kuburannya ditinggikan sekitar satu jengkal. Dijadikan musanam (melengkung) seperti punuk unta."_
(Hadīts shahīh riwayat Ibnu Hibbān dan dishahīhkan oleh para ulama yang lain).
Itulah bentuk kuburan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang benar.
Kemudian keterangan beliau, "Disiramkan (dituangkan) di atasnya air."
Al Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan dalam Talkhisu Al Habir, pada riwayat ini ada perawi yang bernama Al Waqidi dan dia matruk (ditinggalkan riwayatnya), karena kelemahan yang fatal. Sehingga tidak bisa dijadikan sandaran untuk menyiramkan air di atas kuburan.
Syaikh Al Albaniy rahimahullāhu menyebutkan lemahnya hadīts yang menyebutkan tentang menyiram air di atas kuburan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Kemudian:
قال: ويقال نزل المغيرة في قبره و لَا يصح
_Ada yang mengatakan bahwa Al-:-) Mughira Ibnu Syu'bah juga turun ke dalam kuburan untuk menguburkan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam namun riwayat ini tidak shahīh._
Imam Al Hakim Abu Ahmad mengatakan:
يقال مات عبد الله والد رسول الله ﷺ و لرسول الله ﷺ ثمانية و عشرون شهرا
_Ketika Abdullāh, ayah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam meninggal, Beliau saat itu berumur 28 bulan._
وقيل: تسعة أشهر
_Ada yang mengatakan Beliau berusia 9 bulan (setelah lahir)._
وقيل: سبعة أشهر
_Ada yang mengatakan Beliau berusia 7 bulan._
وقيل: شهران
_Ada yang mengatakan Beliau berusia 2 bulan._
وقيل : مات و هو حمل
_Ada yang mengatakan, ketika ayah Beliau meninggal, Neliau berada dalam kandungan._
Dan inilah pendapat yang dipegang oleh mayoritas ulama. Dan pendapat ini dikuatkan oleh para ulama seperti Ibnu Qayyim, Ibnu Katsīr, Adz Dzahabi, Ibnu Hajar dan yang lainnya.
Karena derajat keyatiman yang paling tinggi adalah seseorang yang ketika bapaknya meninggal, dan dia masih janin dan dalam kandungan.
Dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah menyebutkan tentang Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sebagai yatim di dalam surat Adh Dhuha ayat 6.
Allāh berfirman:
أَلَمۡ یَجِدۡكَ یَتِیمࣰا فَـَٔاوَىٰ
_"Bukankah Allāh mendapatimu dalam keadaan yatim, kemudian Allāh Subhānahu wa Ta'āla melindungimu."_
وتوفي بالمدينة
_Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam wafat di Madīnah._
قال الواقدي وكاتبه محمد بن سعد: لَا يشبت أنه توفي وهو حمل
_Berkata Al Waqidi dan penulisnya yang bernama Muhammad ibnu Sa'ad berkata: "Tidak shahīh riwayat yang mengatakan ketika bapaknya meninggal dunia Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam keadaan janin di dalam kandungan."_
Pernyataan Al Waqidi dan Muhammad ibnu Sa'ad, diterangkan di sini oleh Syaikh Khalid Al Sayi yang memberikan catatan kaki dalam kitāb ini, yang beliau dapati justru Al Waqidi dan Muhammad ibnu Sa'ad menetapkan pendapat yang menyebutkan sebaliknya. Bahwa ketika bapaknya (Abdullāh) meninggal Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berada di dalam kandungan.
Berbeda dengan apa yang diterangkan oleh Imam An Nawawi di sini, yang jelas telah kita sebutkan bahwa pendapat jumhur ulama (yang dikuatkan banyak ulama), mengatakan bahwa Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam ketika ayahnya meninggal Beliau masih berada di dalam kandungan (janin di dalam kandungan).
ومات جده عبد المطلب وله ثمان سنين
_Ketika kakek beliau (Abdul Muththalib) meninggal, Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam berumur 8 tahun._
وقيل ست سنين
_Ada juga yang mengatakan berumur 6 tahun._
و أوصى به إلى أبي طالب
_Kemudian setelah kakeknya meninggal, beliau (Abdul Muththalib) mewasiatkan agar Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dijaga oleh paman beliau yaitu Abu Thālib._
Jadi ada pendapat yang mengatakan umur Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam ketika itu 8 tahun, ada juga yang mengatakan 6 tahun, tapi pendapat yang populer dikalangan ahli sejarah, bahwa kakek Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam (Abdul Muththalib) meninggal ketika umur Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah 8 tahun.
وماتت أم رسول الله ﷺ وله ست سنين
_Ketika ibunya meninggal umur Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah 6 tahun._
و قيل أربع سنين
_Ada juga yang mengatakan 4 tahun._
وماتت بالأبواء مكان بين مكة و المدينة
_Ibu Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam meninggal di Al Abwā, tempat yang berada antara Mekkah dan Madīnah._
Ketika itu ibunya pergi mengunjungi paman-paman dari pihak ayah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam yang ada di kota Madīnah dari kabilah bani Adiy ibnu Najar.
Setelah pulang dari kunjungan tersebut sampai di tempat yang bernama Al Abwā, ibunya meninggal. Ketika itu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berumur 6 tahun dan ada yang mengatakan berumur 4 tahun.
Thayyib, in syā Allāh kajian untuk kali ini cukup sampai di sini.
Semoga bermanfaat.
صلى الله و سلم وبارك على نبينا محمد وعلى آله وصحبه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
والحمد الله رب العالمين
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
____________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar