Minggu, 31 Januari 2021

Islam Agama Para Nabi dan Rasul

Dalil para Nabi dan Rosul mengajak umatnya kepada Islam.

“… dan aku diperintah oleh Allah untuk menjadi orang Islam.” [QS. Yunus:72]

Nabi Nuh adalah Rosul pertama. “Wahai Rabb kami jadikanlah kami berdua orang muslim (tunduk, patuh, taat, mentauhidkan Allah) dan juga dari anak cucu kami sebagai ummat muslim yang tunduk patuh kepada Engkau yaa Allah” [QS. Al-Baqarah:128]

“Ingatlah tatkala Rabbnya berkata kepadanya (Nabi Ibrohim alaihisholatu wassalam) hendaklah kamu masuk Islam (tunduk, patuh mentauhidkan Allah). (Nabi Ibrohim alaihisholatu wassalam) berkata: Aku Islam (tunduk dan patuh, bertauhid kepada Allah) Tuhan semesta alam” [QS. Al-Baqarah:131]

Dan Nabi Ibrohim berpesan kepada anak-anaknya demikian juga yaqub, “wahai anak-anak ku sesungguhnya ALlah telah memilih kalian kepada agama, maka janganlah kalian mati melainkan kalian dalam keadaan Islam” [QS. Al-Baqarah:132]

Apakah kalian menyaksikan ketika Nabi Yaqub telah mendekati ajalnya. Ia berkata kepada anak-anaknya, “apa yang kalian sembah sesudah wafatku. Mereka berkata, “kami menyembah dan beribadah hanya kepada Tuhan mu dan Tuhan bapak nenek moyang mu yaitu Ibrohim, Ismail dan juga Ishaq yaitu satu Tuhan yaitu Allahu Robbal ‘alamiin dan kami semuanya Islam” [QS. Al-Baqarah:133]

Nabi Sulaiman berkata kepada Ratu Balqis “Jangan kalian sombong kepadaku dan hendaklah kalian datang kepadaku dalam keadaan Islam” [QS. An Naml:31]

Dan Musa berkata :”Wahai kaumku jika kalian beriman kepada Allah, hendaklah kalian bertawakal kepada Allah jika kalian benar-benar orang-orang Islam.” [QS. Yunnus : 84]

Orang-orang Hawaryy (sahabat-sahabat yang setia kepada Nabi Isa alaihisholatu wassalam) berkata : “Kami ini penolong-penolong agama Allah, kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah sesungguhnya kami orang-orang Islam.” [QS. Ali Imran: 52]

Pengakuan Ahlul Kitab yang beriman ketika mendengar Al-Quran.

“Ada orang-orang yang telah kami berikan kepada mereka Al-kitab sebelum itu (Al-Quran) dan mereka beriman. Dan apabila dibacakan kepada mereka yaitu ayat-ayat Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka mengatakan kami beriman, sesungguhnya ini benar dari Allah dan Robb kami, sesungguhnya kami sebelum itu adalah orang-orang islam.” [Al Qoshos : 52-53]

Wajibnya seluruh manusia masuk kedalam Islam dan meninggalkan agama sebelumnya.

“Demi Allah yang jiwa Muhammad di tangan-Nya. Tiada seorang pun dari umat ini yang mendengar seruanku, baik Yahudi maupun Nasrani, tetapi ia tidak beriman kepada seruan yang aku sampaikan, kemudian ia mati, pasti ia termasuk penghuni neraka” (HR. Muslim).

Tingkatan Islam

Islam memiliki 3 tingkatan: pertama Islam, kedua Iman, dan ketiga Ihsan.

Tingkat pertama : Islam

Setiap mu’min adalah muslim tetapi tidak setiap muslim adalah mu’min

”Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah (kepada mereka), “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah ‘Kami telah tunduk (Islam),’ karena iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amal perbuatanmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” [QS. Al-Hujurat:14]

Tingkatan Islam harus memenuhi 5 rukun

“Engkau bersaksi bahwa tiada Illah yang berhak disembah melainkan hanya Allah, dan bahwasanya Muhammad Rasulullah, mendirikan Sholat, Mengeluarkan Zakat, Puasa Bulan Ramadhan, dan menunaikan Ibadah Haji ke Baitullah yaitu di Mekkah Al Mukaromah bagi siapa yang mampu menuju ke sana”. Hadits Shahih diriwayatkan Muslim, Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I dan Ibnu Majah dari sahabat Umar ibnu Khattab Radhiallahu anhu

“Islam dibangun di atas lima, yang pertama yaitu Aku bersaksi bahwa tiada Illah yang berhak disembah melainkan hanya Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, yang kedua menegakkan Sholat, yang ketiga mengeluarkan zakat, yang keempat puasa ramadhan, yang kelima haji ke baitullah.”. Hadits ini shahih diriwayatkan Imam Bukhari, muslim dan yang lainnya.

Tingkat kedua : Iman

Iman memiliki 6 rukun

“Iman itu engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-malaikatnya, kepda kitab-kitabnya, kepada rasul-rasulNya, kepada yaumul Akhir, dan iman kepada qodo’ dan qodar yang baik maupun yang buruk” [HR. Muslim]

“Iman itu ada tujuh puluh atau enam puluh cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan ‘Laailaahaillallah’, sedangkan yang paling rendahnya adalah menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan, dan malu itu salah satu cabang keimanan” [HR. Bukhari dan Muslim]

Tingkat ketiga : Ihsan

“Ihsan itu engkau beribadah kepada Allah, seolah-olah engkau melihat Allah, seandainya engkau tidak melihat Allah, maka Allah melihat engkau.” [Hadits ini shahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim]

Sabtu, 30 Januari 2021

Definisi Islam – Bagian 2

Berserah diri secara totalitas kepada Allah Ta’ala dengan Tauhid.

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” [QS. Az-Zariyat:56]

“Hanya kepada Engkaulah kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” [Al-Fatihah:5]

“Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim).” [QS. Al-An’am: 162-163]

Tunduk dan patuh kepada Allah dengan ketaatan.

“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” [QS. An-Nisa’:65]

Berlepas diri dari kesyirikan dan orang yang berbuat syirik.

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya dan kaumnya, ‘sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah, kecuali (kamu menyembah) Allah yang menciptakanku; karena sungguh, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.’ Dan (Ibrahim) menjadikan (kalimat tauhid) itu kalimat yang kekal pada keturunannya agar mereka kembali (kepada kalimat tauhid itu).” [QS. Az-Zukhruf:26-28]

Definisi Islam – Bagian 1

Definisi Islam

“Islam itu menyerahkan diri kepada Allah dengan tauhid, tunduk dan patuh kepada-Nya dengan ketaatan, dan berlepas diri dari kesyirikan dan orang-orang yang berbuat syirik.” [Al-Ushul Ats-Tsalatsah oleh Muhammad bin Abdul Wahhab]

Berserah diri secara totalitas kepada Allah Ta’ala dengan Tauhid.

“Katakanlah, sesungguhnya shalatku dan ibadahku (penyembelihanku), hidupku dan matiku semata-mata karena Allah Rabbul ‘alamiin. Tidak ada sekutu bagi Allah, dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim).” [QS. Al-An’am:162-163]

Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepada Allah, inti dari ibadah adalah tauhid. Tidak ada ibadah tanpa tauhid. Jadi Islam adalah agama Tauhid.

Semua Nabi dan Rosul agamanya adalah Islam, dan semuanya mengajak manusia untuk men-Tauhid-kan Allah.

Tunduk dan patuh kepada Allah dengan ketaatan.

“Demi Rabbmu, mereka tidak dikatakan beriman sehingga mereka menjadikanmu (Muhammad) sebagai hakim terhadap perkara yang diperselisihkan diantara mereka, kemudian tidak ada rasa sempit dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan dan mereka tunduk dengan setunduk-tunduknya.” [QS. An-Nisaa’:65]

“Barangsiapa menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah menaati Allah. Dan barangsiapa berpaling (dari ketaatan itu), maka (ketahuilah) Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara mereka.” [QS. An-Nisaa:80]

“Sesungguhnya perkataan orang yang beriman, apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, “kami mendengar, dan kami taat.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” [QS. An-Nur:51]

Berlepas diri dari kesyirikan dan orang yang berbuat syirik.

Keutamaan Ilmu atas Harta – Bagian 3

Ilmu lebih utama daripada harta [Kitab : Miftah Dar as-sa’adah oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah]

  • Tidak ada orang yang melaksanakan ketaatan dengan benar kepada Allah Ta’ala kecuali dengan ilmu syar’i, dan umumnya orang berbuat maksiat kepada Allah disebabkan karena harta.
  • Cinta mengumpulkan harta dan tamak kepada dunia pada hakikatnya adalah kefakiran jiwa dan selalu diliputi ketakutan dan kesedihan. Orang yang selalu menuntut ilmu syar’i dengan ikhlas dan sungguh-sungguh, mengamalkannya, dan mengajarkannya pada hakikatnya adalah kekayaan hati. Semakin banyak ilmu, orang itu akan semakin takut kepada Allah. Dan ia akan merasakan kebahagiaan.
  • Orang kaya apabila sudah meninggal tidak akan disebut-sebut lagi namanya, sedangkan orang yang berilmu (ulama ahlussunnah) meninggal maka ilmu dan karyanya selalu disebut dan dikenang sepanjang masa.

Keutamaan Ilmu atas Harta – Bagian 2

Ilmu lebih utama daripada harta [Kitab : Miftah Dar as-sa’adah oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah]

  • Mencintai ilmu (Syar’i) dan mencarinya adalah akar seluruh ketaatan, dan mencintai harta dan dunia adalah akar berbagai kesalahan.
  • Sesungguhnya orang yang berilmu mengajak manusia kepada Allah dengan ilmunya dan akhlaknya, sedangkan orang kaya mengajak manusia ke neraka dengan harta dan sikapnya.
  • Sesungguhnya yang dihasilkan dengan kekayaan harta adalah kelezatan binatang. Jika pemiliknya mencari kelezatan dengan mengumpulkannya itulah kelezatan ilusi. Jika pemiliknya mengumpulkannya dengan menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan syahwatnya, maka itulah kelezatan binatang.
  • Sesungguhnya harta akan membawa kepada tindakan sewenang-wenang dan sombong, sedangkan ilmu mengajak manusia kepada sikap tawadhu’ dan beribadah semata-mata hanya kepada Allah. Harta membawa kepada sifat raja-raja sedangkan ilmu membawa kepada sifat hamba Allah.

“Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas, apabila melihat dirinya serba cukup.” [Al-Alaq:6-7]

  • Nilai orang kaya berada pada hartanya, sedangkan nilai orang berilmu berada pada ilmunya.

Keutamaan Ilmu atas Harta – Bagian 1

Orang yang berilmu akan mendapatkan tingkatan derajat yang paling tinggi.

“… Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [QS. Al-Mujadalah:11]

Dunia ini tidak ada harganya meskipun seberat sayap nyamuk.

“Kalau seandainya dunia ini berharga di sisi Allah meskipun hanya seberat sayap nyamuk, maka Allah tidak akan memberikan kepada orang kafir meskipun hanya setetes air.” [HR. At-Tirmidzi]

Ilmu lebih utama daripada harta [Kitab : Miftah Dar as-sa’adah oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah]

  • Ilmu adalah warisan para Nabi, sedangkan harta adalah warisan para raja dan orang kaya.

“Ulama adalah pewaris Nabi. Para Nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham. Yang mereka wariskan adalah ilmu. Siapa yang mengambil warisan (ilmu) itu berarti ia mengambil bagian yang banyak” [HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi]

  • Ilmu menjaga pemiliknya, sedangkan pemilik harta menjaga hartanya.
  • Ilmu adalah penguasa harta, sedangkan harta tidak berkuasa atas ilmu.
  • Harta habis dengan sebab dibelanjakan, sedangkan ilmu justru bertambah dengan diajarkan.
  • Pemilik harta, jika ia meninggal akan berpisah dengan hartanya, sedangkan ilmu mengiringinya masuk ke dalam kubur bersama para pemiliknya.
  • Harta bisa didapatkan oleh siapa saja, baik orang beriman, orang kafir, orang shalih, dan lainnya, sedangkan ilmu yang bermanfaat didapatkan oleh orang yang beriman saja.
  • Jiwa menjadi lebih mulia dan bersih dengan mendapatkan ilmu, sedangkan harta tidak membersihkan jiwa dan tidak pula menambahkan sifat kesempurnaan jiwa.

Kamis, 28 Januari 2021

Kewajiban Menuntut Ilmu Bagi Setiap Muslim

 Kita berdoa meminta kepada Allah mendapat ilmu yang bermanfaat.

“Ya Allah aku mohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, dan amal yang diterima.” [HR. Ibnu Majah (no. 925)]

Untuk bisa menjaga iman dan islam caranya adalah dengan belajar. Belajar agama Islam adalah wajib hukumnya

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” [Shahih: HR. Ibnu Majah]

“… Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”…” [QS. Az-Zumar:9]

Menuntut ilmu adalah ibadah dan manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah.

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” [QS.Az-Zariyat:56]

Dengan ibadah ini, Allah jamin rezeki kita.

“Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberi makan kepada-Ku. Sungguh Allah, Dialah Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” [QS.Az-Zariyat:57-58]

Belajar adalah jalan menuju surga.

“Barangsiapa yang berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah mudahkan jalannya ke surga.” [HR. Muslim (no. 2699)]

Mensyukuri Nikmat Hidayah Islam

Allah memberikan kita hidayah di atas Islam, maka kita wajib bersyukur.

“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku” [QS. Al-Baqarah:152]

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”” [QS. Ibrahim:7]

Kalimat syukur kepada Allah dengan Tauhid dan Taat [Tafsir Jalalain].

Imam Ibnul Qayyim Al-jauziyyah, kitabnya ad-Daa’  wa ad-Dawaa’ : pangkal syukur kepada Allah Ta’ala  itu adalah Tauhid

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus dengan membawa ilmu dan amal shalih.

“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.” [QS. At-Taubah:33]

“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” [QS.Al-Fath:28]

Syaikh Abdurrahman bin Nashr as-Sa’di – Rahimahullah – di dalam tafsirnya Taisir al Kariim ar Rahman fii Tafsir kalaam al Mannaan menjelaskan Al-huda adalah ilmu yang bermanfaat dan diinul haq adalah amal shalih.

Rasulullah menjelaskan tentang tauhid, menjelaskan tentang syirik, menjelaskan jalan yang lurus, menjelaskan tentang jalan yang sesat.

“Ya Allah tunjukilah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat. Bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat.” [QS. Al-Fatihah:6-7]

“Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Qur’an, (agar terlihat jelas jalan orang-orang yang saleh) dan agar terlihat jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa.” [QS. AlAn’am:55]

Untuk kita bisa mengetahui itu semua kita harus belajar, maka bentuk syukur kita terhadap agama ini yaitu kita belajar tentang Islam.

Penyesalan Orang Kafir

Orang-orang kafir itu akan menyesal karena waktu di dunia, mereka tidak masuk ke dalam agama Islam ini.

“Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati dalam kekafiran, tidak akan diterima (tebusan) dari seseorang di antara mereka sekalipun (berupa) emas sepenuh bumi, sekiranya dia hendak menebus diri dengannya. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang pedih dan tidak memperoleh penolong.” [QS: Ali ‘Imran: 91]

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, seandainya mereka memiliki segala apa yang ada di bumi dan ditambah dengan sebanyak itu (lagi) untuk menebus diri mereka dari azab pada hari Kiamat, niscaya semua (tebusan) itu tidak akan diterima dari mereka. Mereka (tetap) mendapat azab yang pedih. Mereka ingin keluar dari neraka, tetapi tidak akan dapat keluar dari sana. Dan mereka mendapat azab yang kekal.” [QS. Al-Maidah: 36-37]

Orang Islam yang ia murtad dan masuk ke dalam kekafiran serta mati dalam keadaan kafir, maka mereka pasti masuk neraka.

“… Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. ” [QS. Al-Baqarah: 217]

Nikmat Hidayah Islam

Kita bersyukur diberikan hidayah oleh Allah di atas Islam, sebuah nikmat yang luar biasa yang tidak bisa dibayar dengan apapun juga

“Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati dalam kekafiran, tidak akan diterima (tebusan) dari seseorang di antara mereka sekalipun (berupa) emas sepenuh bumi, sekiranya dia hendak menebus diri dengannya. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang pedih dan tidak memperoleh penolong.” [QS. Ali Imran:91]

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, seandainya mereka memiliki segala apa yang ada di bumi dan ditambah dengan sebanyak itu (lagi) untuk menebus diri mereka dari azab pada hari Kiamat, niscaya semua (tebusan) itu tidak akan diterima dari mereka. Mereka (tetap) mendapat azab yang pedih.” [QS. Al-Maidah:36-37]

Dalam Islam kita hanya mengajak orang kepada agama yang haq (benar) ini, kita tidak boleh memaksa.

“… barangsiapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir…” [QS. Al-Kahfi: 29]

Kita wajib bersyukur kepada Allah karena termasuk orang yang dilapangkan dadanya untuk menerima Islam

“Barangsiapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” [QS. Al-An’am: 125]

Orang yang menerima Islam berada di atas cahaya Islam, cahaya iman. Orang-orang yang tidak mau mau masuk agama Islam hati mereka keras

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” [QS. Az-Zumar: 22]

Orang kafir mati dalam keadaan tersiksa, ditambah dengan adzab kubur, dan adzab Neraka yang abadi.

“Para penghuni neraka menyeru para penghuni surga, “Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu.” Mereka menjawab, “Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir,”” [QS. Al-A’raf: 50]

Nikmat yang besar dengan diberikan Nabi yang terakhir yaitu nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

“Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” [QS. Ali-Imran: 164]

Islam adalah Satu-satunya Agama yang Benar

 Wajibnya belajar tentang Islam.

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” [HR. Ibnu Majah]

Ceramah singkat hanya pembuka pintu kebaikan, harus tetap mendatangi majelis ilmu. Mendatangi majlis ilmu akan membawa manusia ke surga.

“Barangsiapa yang berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah mudahkan jalannya ke surga.” [HR. Muslim]

Agama Islam satu-satunya agama yang haq

“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam” [QS: Ali ‘Imran: 19]

Seorang tidak masuk surga kecuali kalau ia seorang muslim yang beriman kepada Allah Ta’ala

“Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.” [QS: Ali ‘Imran: 85]

“Demi Allah yang diri Muhammad ditangannya, tidaklah seorang pun mendengar tentang diutusnya aku, apakah ia yahudi atau nasrani, kemudian ia tidak beriman dengan apa yang aku diutus dengannya, maka ia pasti akan menjadi penghuni neraka.” [HR. Muslim]