Halaqah 3 - Wahyu
Wahyu secara bahasa adalah pemberitahuan yang cepat dan samar.
Di dalam Alquran Allah menyebutkan bahwa Allah mewahyukan kepada ibu Nabi Musa Alaihissalam untuk menyusui Musa Alaihissalam, dan Allah mewahyukan kepada lebah untuk membuat sarang, dan Allah menyebutkan bahwa Nabi Zakaria Alaihissalam mewahyukan kepada kaumnya dengan isyarat, dan di dalam Alquran Allah juga menyebutkan bahwasanya syaithan mewahyukan kepada Wali-walinya. Ini semua adalah wahyu menurut bahasa.
Adapun secara syariat maka wahyu adalah pemberitahuan Allah kepada para nabinya dengan apa yang Allah ingin sampaikan kepada mereka, baik berupa syariat atau kitab, baik dengan perantara atau tidak dengan perantara. Dan wahyu inilah yang merupakan kekhususan para nabi, Allah berfirman
كَمَآ أَوْحَيْنَآ إِلَىٰ نُوحٍ وَٱلنَّبِيِّينَ مِنۢ بَعْدِهِۦ
"Sebagaimana kami telah wahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya (an-nisa 163)
Wahyu Allah wahyukan kepada para nabi menggunakan tiga cara:
1. Allah langsung mewahyukan ke hati nabi yang diwahyukan. Seperti sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam,
إنَّ رُوحَ القُدُسِ نَفَثَ فِي روعِي أنَّ نَفْساً لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ أَجَلَهَا، وَتَسْتَوْعِبَ رِزْقَهَا، فَاتَّقُوا اللهَ، وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ، وَلاَ يَحْمِلَنَّ أَحَدَكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ يَطْلُبَهُ بِمَعْصِيَةٍ، فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى لاَ يُنَالُ مَا عِنْدَهُ إلاَّ بِطَاعَتِهِ
"sesungguhnya Ruhul qudus (Jibril) telah meniupkan di dalam hatiku bahwa sebuah jiwa tidak akan meninggal sampai sempurna ajalnya dan sempurna rezekinya, maka hendaklah kalian perbaiki cara mencari rezeki kalian janganlah sampai salah seorang diantara kalian mencari rezeki dengan maksiat karena melihat lambatnya rezeki, karena sesungguhnya tidak dicari apa yang ada di sisi Allah kecuali dengan ketaatan kepadanya. (hadis riwayat abu nuaim dalam hilyatul Aulia dan dishahihkan oleh al-albani).
2. Allah berbicara langsung dengan nabi tersebut dari balik hijab. Sebagaimana
Allah berbicara langsung kepada nabi Musa Alaihissalam. Dalam firman Allah,
وَكَلَّمَ ٱللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا
"dan Allah berbicara dengan Musa dengan sebenar-benar pembicaraan." (surat an nisa:164)
3. Wahyu tersebut datang dengan perantaraan malaikat. Sebagaimana turunnya Jibril membawa wahyu dari Allah kepada para nabi dan rasul. Dalil ketiga cara ini adalah Firman Allah
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُكَلِّمَهُ ٱللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِن وَرَآئِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِىَ بِإِذْنِهِۦ مَا يَشَآءُ ۚ إِنَّهُۥ عَلِىٌّ حَكِيمٌ
"Dan tidaklah Allah berbicara kepada manusia kecuali wahyu yang diwahyukan secara langsung atau berbicara kepadanya dari balik hijab atau Allah mengutus seorang malaikat utusan kemudian malaikat tersebut mewahyukan dengan izin Allah apa yang Allah kehendaki sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha bijaksana.( Asy Syuro:51)
Dan Jibril datang kepada Nabi dengan membawa wahyu terkadang dengan wujudnya yang asli dan terkadang datang wahyu tersebut seperti kerincingan lonceng. Dan terkadang Jibril datang menjelma sebagai seorang manusia. Al Harits bin Hisyam radhiyallahu anhu pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam "Ya Rasulullah, bagaimana Wahyu datang kepadamu", maka beliau Shallallahu Alaihi Wa Sallam berkata,
أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الْجَرَسِ، وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيُفْصَمُ عَنِّي وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ، وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِي الْمَلَكُ رَجُلاً فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ
"terkadang datang kepadaku seperti suara kerincingan lonceng, dan inilah yang paling berat bagiku kemudian suara itu pergi dan aku sudah memahami apa yang dia katakan. Dan terkadang menjelma sebagai seorang laki-laki kemudian berbicara kepadaku dan aku pun memahami apa yang dia ucapkan. (hadits muttafaqun alaih).
Sumber : HSI Abdullah Roy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar