Selasa, 15 Juli 2025

hadits pertama dalam Shahih Bukhari

 

Berikut adalah syarah (penjelasan) untuk hadits pertama dalam Shahih Bukhari, yaitu hadits tentang niat:


Teks Hadits (Bahasa Arab)

عَنْ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ أَبِي حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ:
"إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا، أَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ."

Terjemahan Hadits

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sesungguhnya setiap amal tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya. Maka siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin dia peroleh atau karena wanita yang ingin dia nikahi, maka hijrahnya itu kepada apa yang dia niatkan."


Syarah / Penjelasan Hadits

1. Kedudukan Hadits

  • Hadits ini sangat penting. Imam Bukhari meletakkannya sebagai hadits pembuka dalam kitab Shahih-nya.

  • Para ulama menyebutnya sebagai salah satu dari “Arba’īn Nawawiyyah” (40 Hadits Nawawi), bahkan sebagian menyebut bahwa Islam berputar pada hadits ini dan beberapa hadits pokok lainnya.

  • Imam Syafi'i mengatakan: "Hadits ini mencakup sepertiga ilmu." Karena amal seseorang terbagi tiga: hati, lisan, dan perbuatan anggota badan — dan niat termasuk dalam amalan hati.


2. Makna Kalimat Per Kalimat

"إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ"

“Sesungguhnya semua amal tergantung pada niatnya.”

  • Amal seseorang tidak sah atau tidak bernilai jika tanpa niat.

  • Niat menjadi penentu kualitas dan tujuan amal: apakah itu ibadah, adat, atau bahkan maksiat.

"وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى"

“Dan setiap orang hanya mendapatkan apa yang ia niatkan.”

  • Orang akan mendapat pahala, dosa, atau bahkan tidak mendapat apa-apa sesuai dengan niatnya.

  • Dua orang bisa melakukan amal yang sama secara lahiriah, tapi berbeda nilainya di sisi Allah karena niatnya berbeda.

Contoh Kasus Hijrah

Hijrah karena Allah dan Rasul-Nya: bernilai ibadah besar.
Hijrah karena dunia atau wanita: tidak dinilai sebagai ibadah, hanya duniawi semata.

Hadits ini berkaitan dengan peristiwa seorang laki-laki yang hijrah karena ingin menikahi wanita bernama Ummu Qais — maka ia dikenal sebagai "Muhajir Ummu Qais".


Pelajaran Penting dari Hadits Ini

  1. Niat adalah syarat sahnya ibadah, seperti salat, puasa, zakat, dll.

  2. Amal tanpa niat tidak bernilai di sisi Allah, meskipun secara lahiriah terlihat benar.

  3. Niat dapat mengubah hal duniawi menjadi ibadah, seperti makan agar kuat beribadah, bekerja untuk menafkahi keluarga, dll.

  4. Pentingnya memperbaiki niat sebelum, selama, dan setelah beramal.

  5. Hadits ini menjadi landasan ilmu fikih, tasawuf, dan akhlak.


Kesimpulan

Hadits ini menekankan bahwa yang paling utama dalam setiap amal adalah niat. Tanpa niat yang benar, amal tidak akan diterima. Sehingga, amal yang besar bisa menjadi kecil karena niat yang salah, dan amal yang kecil bisa menjadi besar karena niat yang ikhlas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar