Berikut adalah tafsir Surah Al-Fatihah ayat ke-5:
Surah Al-Fatihah Ayat 5
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Lafal Latin: Iyyāka na‘budu wa iyyāka nasta‘īn
Terjemahan:
"Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan."
Tafsir Ringkas:
Ayat ini merupakan puncak penghambaan dalam Surah Al-Fatihah. Ayat ini menegaskan dua hal utama dalam hubungan antara manusia dengan Allah:
-
Tauhid Uluhiyyah (Ibadah): "Iyyāka na‘budu" → hanya kepada Allah kita beribadah.
-
Tidak kepada selain-Nya, tidak menyekutukan-Nya dalam ibadah, baik dalam niat maupun perbuatan.
-
-
Tauhid Rububiyyah (Pertolongan): "Wa iyyāka nasta‘īn" → hanya kepada Allah kita meminta pertolongan.
-
Artinya, dalam setiap urusan hidup, baik besar maupun kecil, kita bergantung kepada Allah.
-
Susunan kalimatnya didahulukan “Iyyāka” (hanya kepada-Mu) untuk menunjukkan makna pengkhususan (taqdim maf’ul bih), yang artinya “kami tidak menyembah dan tidak meminta pertolongan kepada siapa pun selain Engkau.”
Tafsir Para Ulama:
🟢 Tafsir Ibnu Katsir:
Ayat ini menghimpun dua unsur penting: ikhlas dalam ibadah dan tawakal kepada Allah. Inilah inti dari agama. Ibadah tanpa meminta pertolongan akan lemah, dan meminta pertolongan tanpa ibadah akan sia-sia.
🟢 Tafsir As-Sa’di:
Ini adalah janji hamba kepada Rabb-nya, bahwa ia akan menyembah-Nya saja dan memohon pertolongan hanya kepada-Nya. Kedua hal ini (ibadah dan istianah) adalah fondasi kehidupan seorang mukmin.
🟢 Tafsir Al-Muyassar:
Kami mengesakan Engkau dalam ibadah dan kami bergantung kepada-Mu dalam segala urusan kami, karena Engkau-lah satu-satunya yang mampu menolong.
Pelajaran dari Ayat Ini:
-
Ibadah harus murni hanya untuk Allah (ikhlas).
-
Setiap amal butuh pertolongan dari Allah agar bisa terlaksana dan diterima.
-
Kita harus selalu sadar akan kelemahan diri dan menggantungkan harapan hanya pada Allah.
-
Menanamkan sikap tunduk, taat, dan pasrah sepenuhnya kepada kehendak Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar